15 Gaya Bonsai Paling Populer: Jenis, Bentuk, dan Karakteristiknya

Oleh Laras Amalia
Tanggal 23 April 2025
Konten artikel
Tanaman bonsai dengan gaya unik dengan batang berbentuk rusa.

Pernah lihat bonsai dan langsung terpukau sama bentuknya yang unik? Kadang ada yang berdiri tegak, kadang miring kayak tertiup angin, bahkan ada juga yang akarnya melilit batu.

Nah, ternyata semua itu bukan asal-asalan, bonsai punya gaya atau bentuk tertentu yang disebut gaya bonsai.

Di artikel ini, aku bakal ngenalin kamu ke 15 gaya bonsai paling populer, lengkap sama ciri khas dan keunikan masing-masing. Siapa tahu, setelah baca ini, kamu jadi pengen coba bikin bonsai sendiri di rumah!

Tegak lurus (Chokkan)

Bonsai pinus plastik dengan gaya chokkan yang tegak lurus.
Bonsai plastik
Bonsai cemara dengan gaya chokkan yang tegak lurus.
Bonsai pinus

Gaya bonsai ini menggambarkan pohon yang tumbuh lurus ke atas dengan bentuk yang simetris dan seimbang.

Cocok untuk pemula karena bentuknya sederhana namun elegan. Biasanya digunakan pada jenis pohon seperti cemara atau pinus yang memiliki pertumbuhan lurus alami.

Dalam perawatan, penting untuk memangkas cabang secara berkala agar bentuknya tetap bersih dan tidak mengganggu garis lurus batang utama.

Tegak berliku (Moyogi)

Bonsai lada Jepang dengan gaya moyogi yang tegak berliku.
Bonsai lada Jepang

Moyogi punya batang utama yang berliku-liku namun tetap tumbuh ke atas. Ini memberikan kesan dinamis tanpa kehilangan keseimbangan.

Lekukan-lekukan tersebut harus dirancang dengan hati-hati agar tetap terlihat alami. Gaya ini populer karena memberikan kebebasan dalam ekspresi estetika sambil tetap mempertahankan struktur yang stabil.

Miring (Shakan)

Bonsai cemara Norwegia dengan gaya shakan yang miring.
Bonsai cemara Norwegia

Shakan memiliki batang utama yang tumbuh miring ke satu sisi, meniru pohon yang tertiup angin atau tumbuh di lereng.

Butuh pemangkasan dan kawat yang presisi untuk menjaga arah tumbuh batang dan keseimbangan visual.

Cabang-cabang pada sisi atas biasanya lebih pendek dibandingkan sisi bawah untuk menjaga proporsi.

Menjuntai (Kengai)

Bonsai cemara Jepang dengan gaya kengai yang menjuntai.
Bonsai cemara Jepang
Bonsai dengan gaya kengai yang menjuntai.

Batang dan cabang utama gaya Kengai tumbuh ke bawah, seperti pohon yang menggantung dari tebing. Ini gaya yang dramatis dan menantang secara teknis.

Pot bonsai untuk Kengai biasanya lebih tinggi agar menjuntainya tidak menyentuh permukaan bawah.

Gaya ini menuntut perhatian khusus terhadap distribusi cabang dan keseimbangan berat.

Sapu (Hokidachi)

Bonsai quince cina dengan gaya hokidachi yang mirip sapu.
Bonsai quince Cina

Cabang-cabang pada gaya ini menyebar dari titik yang sama di atas batang utama, menciptakan bentuk seperti sapu terbalik. Ideal untuk pohon berdaun kecil seperti elm atau zelkova.

Struktur cabang harus dipangkas dan diarahkan dengan hati-hati agar bentuk sapu tetap simetris dan alami.

Sastra (Bunjin-gi)

Bonsai pinus Skotlandia dengan gaya bunjin-gi atau sastra.
Bonsai pinus Skotlandia

Dengan batang tinggi dan cabang minimalis, Bunjin-gi menekankan keindahan dalam kesederhanaan.

Gaya ini lebih artistik daripada gaya lain dan sering digunakan oleh seniman bonsai untuk mengekspresikan filosofi pribadi.

Biasanya ditanam di pot yang kecil dan simpel agar tidak mengalihkan perhatian dari bentuk batang.

Dua batang (Sokan)

Bonsai dengan gaya sokan atau dikenal dengan gaya dua batang.

Dua batang tumbuh dari satu akar, dengan satu batang lebih dominan. Gaya ini mencerminkan hubungan seperti orang tua dan anak.

Perlu penataan yang cermat agar kedua batang terlihat harmonis dan tidak saling bersaing. Cabang dari masing-masing batang juga harus disusun agar tidak bertabrakan.

Hutan mini (Yose-ue)

Bonsai dengan gaya yose-ue atau hutan mini.

Yose-ue terdiri dari beberapa pohon dalam satu pot. Tujuannya adalah menciptakan miniatur hutan yang terlihat alami.

Jumlah dan penempatan pohon harus dirancang untuk menciptakan kedalaman dan perspektif, seperti melihat hutan dari kejauhan.

Akar di batu (Ishitsuki)

Bonsai dengan gaya ishitsuki atau akar di batu.

Pohon tumbuh dengan akar yang mencengkeram batu. Gaya ini menggambarkan kekuatan dan ketahanan hidup dalam kondisi sulit.

Teknik ini butuh kesabaran ekstra karena akar harus diarahkan secara perlahan agar menyatu dengan bentuk batu.

Terbelah (Sabamiki)

Bonsai dengan gaya sabamiki atau terbelah

Batang utama terlihat seperti terbelah karena luka atau retakan. Memberi kesan pohon tua yang telah melewati banyak musim.

Gaya ini sering dikombinasikan dengan jin (ranting mati) dan shari (kulit batang yang dikupas) untuk efek dramatis.

Angin sepoi (Fukinagashi)

Bonsai pinus biru dengan gaya fukinagashi atau angin sepoi.
Bonsai pinus biru

Cabang dan batang tumbuh miring satu arah, seolah tertiup angin. Sangat ekspresif dan penuh gerakan.

Pohon harus tampak seimbang meskipun condong ke satu arah, dengan akar dan cabang mendukung arah angin yang dituju.

Akar terangkat (Neagari)

Bonsai lemon dengan gaya neagari atau akar terangkat.
Bonsai lemon

Sebagian akar sengaja dibiarkan terlihat di atas tanah. Gaya ini memberi kesan kuat dan mencolok.

Akar yang terangkat harus memiliki bentuk yang indah dan proporsional agar tidak terlihat kasar atau acak.

Air terjun ganda (Han-Kengai)

Bonsai Portulacaria afra dengan gaya han-kengai disebut juga air terjun ganda.
Bonsai portulacaria afra

Seperti Kengai, tapi menjuntainya tidak sampai melewati dasar pot. Gaya ini lebih moderat namun tetap menawan. Perlu perhatian pada titik lengkung batang agar jatuhannya tampak alami.

Multi batang (Kabudachi)

Bonsai maple dengan gaya kabudachi yang memiliki batang yang banyak.
Bonsai maple

Beberapa batang tumbuh dari satu sistem akar. Tampak seperti satu keluarga pohon dalam satu pot.

Penyusunan batang harus menciptakan ritme dan tidak terlalu simetris agar terlihat lebih natural.

Kulit kupas (Sharimiki)

Bonsai junper dengan gaya sharimiki atau kulit kupas yang memiliki batang berwarna putih.

Sharimiki adalah gaya bonsai yang menampilkan batang pohon yang sebagian kulitnya dikupas, memperlihatkan kayu mati di sepanjang batang. Tujuannya adalah menampilkan kesan usia dan ketangguhan pohon.

Gaya ini sangat menarik secara visual dan membutuhkan keterampilan lanjutan untuk menyeimbangkan antara bagian hidup dan mati secara estetis.

Artikel Serupa
sosial media
Sebentar lagi!
Sosial media lagi dalam proses nih. Masukin email kamu ya, biar nanti dikabarin pas udah siap.